STRATEGI PEMBELAJARAN
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan
method, or series of activities designed to achieves a particular educational
goal (J.R. David, 1976). Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada dua hal yang perlu kita
cermati dari pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berati
penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum
sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian
tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan
berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian
tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan
yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam
implementasi suatu strategi. Strategi pembelajaran merupakan rencana dan
cara-cara melaksanakan kegiatan pembelajaran agar prinsip dasar pembelajaran
dapat terlaksana dan tujuan pembelajaran bisa dicapai secara efektif (Mukhamad
Murdiono,2012:28). Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan
guru dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang
berbeda untuk mencapai hasil pmbelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang
berbeda (Reigeluth, 1983, Degeng, 1989)(dalam Made Wena,2008:5). Kozma (dalam
sanjaya 2007) secara umum menjelaskan
bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang
dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta
didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran
merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian pelajaran dan
pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang
dapat dilakukan guru untuk mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi
proses pembelajaran. Cropper(1998) mengataan bahwa strategi pembelajaran
merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Hamruni, 2009;3). Moedjiono(1993)
mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah kegiatan guru untuk memikirkan
dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dari komponen
pembentuk sistem pembelajaran, dimana untuk itu guru menggunakan siasat
tertentu. Depdiknas(2003) merumuskan strategi pembelajaran sebagai cara pandang
dan pola pikir guru dalam mengajar agar pembelajaran menjadi efektif. Artinya ,
rumusan yang dibuat Depdiknas lebih spesifik dengan tujuan yang jelas, yaitu
meningkatkan efektivitas pembelajaran. Rumusan Depdiknas tersebut diperkuat
dengan pernyataan selanjutnya bahwa dalam mengembangkan strategi pembelajaran,
guru perlu mempertimbangkan beberapa hal yang memungkinkan terciptanya
pembelajaran efektif dan berhasil baik(Darmansyah, 2010:18-19). Menurut
Wiranataputra(2001) strategi pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perencanaan pengajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran. Nunan menafsirkan strategi pembelajaran sebagai proses
mental yang digunakan pembelajar untuk mempelajari dan menggunakan bahasa
sasaran (Iskandarwassid, Dadang Sunendar,2008:6 & 7). Pendapat Dick dan
Carey(1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set
materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk
menimbulkan hasil belajar pada siswa. (Wina Sanjaya,2006:126). Gerlach dan Ely
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan materi pemblajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi pembelajaran dimaksud
meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik (Hamruni,2009:3). Dick dan Carey(1990)
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi
pembelajaran dan prosedur ataupun tahapan kegiatan belajar yang digunakan guru
dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Menurut mreka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas pada prosedur atau
tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau
pakt program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Abizar(1995)
menyatakan bahwa strategi pembelajaran diartikan sebagai pandangan yang
bersifat umum serta arah umum dari tindakan untuk menentukan metode yang akan
dipakai dengan tujuan utama agar pemerolehan pengetahuan oleh siswa lebih
optimal (Darmansyah,2010:18). Mujiono(1992) mengartikan strategi pembelajaran
sebagai berikut: kegiatan pengajar untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya
konsistensi antara aspek-aspek dan komponen pembentuk system instruksional,
dimana untuk itu pengajar menggunakan siasat tertentu. Karena system
instruksional merupakan suatu kegiatan, maka pemikiran dan pengupayaan
pengkonsistensian aspek-aspek komponennya tidak hanya sebelum dilaksanakan,
tetapi juga pada saat dilaksanakan. Hal ini didasarkan pada pemiiran bahwa
suatu rancangan tidak selalu tepat pada saat dilakukan. Dengan demikian,
strategi pembelajaran memiliki dua dimensi sekaligus. Pertama, strategi
pembelajaran pada dimensi perancangan. Kedua, strategi pembelajaran pad dimensi
pelaksanaan. Pengertian strategi pembelajaran yang agak berbeda dengan Mujiono
dikemukakan oleh Zaini dan Bahri(2003) menyatakan bahwa strategi pembelajaran
mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha
mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan pembelajaran,
strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan pengajar dan peserta
didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan. Ada empat strategi dasar dalam pembelajaran yaitu mengidentifikasi
apa yang diharapkan, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik
pembelajaran, menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan.
Macam – macam Strategi Pembelajaran
1. 1. Strategi Pembelajaran
Penyampaian (Exposition)
Bahan pelajaran disajikan kepada siswa
dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Roy Killen
menyebutnya dengan strategi pembelajaran langsung (direct instruction).
2. 2. Strategi Pembelajaran
Penemuan (Discovery)
Bahan pelajaran dicari dan ditemukan
sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak
menjadi fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Karena sifatnya yang demikian
strategi ini sering juga dinamakan strategi pembelajaran tidak langsung.
3. 3. Strategi Pembelajaran
Individual (Individual)
Strategi belajar individual dilakukan oleh
siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan, dan keberhasilan pembelajaran
siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan
pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri.
4. 4. Strategi Pembelajaran
Kelompok (Groups)
Strategi belajar kelompok dilakukan secara
beregu. Sekelompok siswa diajar oleh seorang atau beberapa orang guru. Bentuk
belajar kelompok ini bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran
klasikal, atau bisa juga siswa dalam kelompok-kelompok kecil semacam buzz
group. Strategi kelompok tidak memerhatikan kecepatan belajar individual.
Setiap individu dianggap sama. Oleh karena itu, belajar dalam kelompok dapat
terjadi siswa memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang memiliki
kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh siswa yang mempunyai kemampuan
tinggi.
Strategi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi dua
yaitu:
1. 1/ Strategi Pembelajaran
Deduktif
Strategi pembelajaran deduktif adalah
strategi pembelajaran yang dillakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih
dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi, atau bahan
pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara
perlahan-lahan, menuju hal yang konkret. Strategi ini disebut juga strategi
pembelajaran dari umum ke khusus.
2. 2. Strategi Pembelajaran
Induktif
Strategi ini bahan yang dipelajari dimulai
dari hal-hal yang konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan
siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar. Strategi ini kerap
dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum.
Jenis-jenis/klasifikasi strategi pembelajaran yang
dikemukakan dalam artikel Saskatchewan Educational(1991) :
1. 1. Strategi Pembelajaran
Langsung (Direct Instruction)
Strategi pembelajaran langsung merupakan
strategi yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi, dan paling sering
digunakan. Pada strategi ini termasuk di dalamnya metode-metode ceramah,
pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta
demontrasi.
Strategi pembelajaran langsung efektif
digunakan untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan langkah
demi langkah.
2. 2. Strategi Pembelajaran Tidak
Langsung (Indirect Instruction)
Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan
bentuk keterlibatan siswa yang tinggi dalam melakukan observasi, penyelidikan,
penggambaran inferensi berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis. Dalam
pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah menjadi
fasilator, pendukung, dan sumber personal (resource person). Guru merancang
lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa untuk terlibat, dan jika
memungkinkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika mereka melakukan
inkuiri. Strategi pembelajaran tidak langsung mensyaratkan digunakannya
bahan-bahan cetak, non-cetak, dan sumber-sumber manusia.
3. 3. Strategi Pembelajaran
Interaktif (Interactive Instruction)
Strategi pembelajaran interaktif merujuk
kepada bentuk diskusi dan saling berbagi di antara peserta didik. Seaman dan
Fellenz (1989) mengemukakan bahwa diskusi dan saling berbagi akan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman,
pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok, serta mencoba mencari alternatif
dalam berpikir. Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang
pengelompokan dan metode-metode interaktif. Di dalamnya terdapat bentuk-bentuk
diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengerjaan tugas berkelompok, dan
kerja sama siswa secara berpasangan.
4. 4. Strategi Pembelajaran
melalui Pengalaman (Eksperiential Learning)
Strategi belajar melalui pengalaman
menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada
aktivitas.Penekanan dalam strategi belajar melalui pengalaman adalah proses
belajar, dan bukan hasil belajar. Guru dapat menggunakan strategi ini baik di
dalam kelas maupun di luar kelas. Sebagai contoh, di dalam kelas dapat
digunakan metode simulasi, sedangkan di luar kelas dapat dikembangkan metode
observasi untuk memperoleh gambaran pendapat umum.
5. 5. Strategi Pembelajaran
Mandiri
Belajar mandiri merupakan strategi
pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian,
dan peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh
peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan
teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil.
Variabel Strategi Pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga
yaitu:
1. 1. Strategi Pengorganisasian
(Organizational Strategy)
Strategi Pengorganisasian merupakan cara
untuk menata isi suatu bidang studi, dan kegiatan ini berhubungan dengan
tindakan pemilihan isi / materi penataan isi, pembuatan diagram, format dan
sejenisnya.
2. 2. Strategi Penyampaian
(Delivery Strategy)
Strategi Penyampaian adalah cara untuk
menyampaikan pembelajaran pada siswa dan/ atau untuk menerima serta merespons
masukan dari siswa.
3. 3. Strategi Pengelolaan
(Management Strategy)
Strategi Pengelolaan adalah cara untuk menata
interaksi antara siswa dan variabel strategi pembelajaran lainnya (variabel
strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian). Strategi pengelolaan
pembelajaran berhubungan dengan pemilihan tentang strategi pengorganisasian dan
strategi penyampaian yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Strategi pengelolaan pembelajaran berhubungan dengan penjadwalan, pembuatan
catatan kemajuan belajar dan motivasi.
Pemilihan Strategi Pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan
informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa
yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya
berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang harus
dicapai akan menentukan bagaimana cara penyampaiannya.Oleh karena itu, sebelum
menentukan strategi pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan. Pertimbangan yang berhubungan dengan
tujuan yang ingin dicapai.
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan adalah:
1.
Apakah tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai berkenaan dengan aspek kognitif, afektif, atau psikomotor?
2.
Bagaimana kompleksitas
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, apakah tingkat tinggi atau rendah?
3.
Apakah untuk mencapai tujuan
itu memerlukan keterampilan akademis?
Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi
pembelajaran:
1.
Apakah materi pelajaran itu
berupa fakta, konsep, hukum, atau teori tertentu?
2.
Apakah untuk mempelajari
materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat tertentu atau tidak?
3.
Apakah tersedia buku-buku
sumber untuk mempelajari materi itu?
Pertimbangan dari sudut siswa.
1.
Apakah strategi
pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa?
2.
Apakah strategi
pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi siswa?
3.
Apakah strategi
pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar siswa?
Pertimbangan-pertimbangan lainnya.
1.
Apakah untuk mencapai
tujuan hanya cukup dengan satu strategi saja?
2.
Apakah strategi yang kita
tetapkan dianggap satu-satunya strategi yang dapat digunakan?
3.
Apakah strategi itu
memiliki nilai efektivitas dan efisiensi?
Pertanyaan- pertanyaan di atas, merupakan bahan pertimbangan
dalam menetapkan strategi yang ingin ditetapkan. Misalnya untuk mencapai tujuan
yang berhubungan dengan aspek kognitif, akan memiliki strategi yang berbeda
dengan upaya untuk mencapai tujuan afektif atau psikomotor. Demikian juga
halnya, untuk mempelajari bahan pelajaran yang bersifat fakta akan berbeda
dengan mempelajari bahan pembuktian suatu teori, dan lain sebagainya.
Dalam pemilihan strategi pembelajaran, guru harus mengacu
pada kriteria sebagai berikut :
1.
Kesesuaian antara strategi
pembelajaran dengan tujuan atau kompetensi.
2.
Kesesuaian strategi
pembelajaran dengan jenis pengetahuan yang akan disampaikan
3.
Kesesuaian strategi
pembelajaran dengan sasaran (kemampuan awal, karakteristik yang berhubungan
dengan latar belakang dan status sosial, karakteristik yang berkaitan dengan
perbedaan-perbedaan kepribadian)
4.
Biaya
5.
Kemampuan strategi
pembelajaran (kelompok atau individu)
6.
Karakteristik strategi
pembelajaran (kelemahan maupun kelebihannya)
7.
Waktu
Tujuan pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi
guru dalam memilih metode yang akan digunakan dalam menyajikan materi
pengajaran.Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir
pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat
terwujud dengan menggunakan metode-metode pembelajaran. Misalnya, seorang guru Olahraga
dan Kesehatan (OrKes) menetapkan tujuan pembelajaran agar siswa agar dapat
mendemonstrasikan cara menendang bola dengan baik dan benar.Dalam hal ini,
metode yang dapat membantu siswa-siswi mencapai tujuan adalah metode ceramah;
guru memberi instruksi, petunjuk, aba-aba, dan dilaksanakan di lapangan.
Kemudian metode demonstrasi; siswa-siswi mendemonstrasikan cara menendang bola
dengan baik dan benar.
1.
Aktivitas dan pengetahuan
awal siswa
Belajar merupakan aktivitas untuk
memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh
karena itu strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.
Aktivitas tidak hanya dimaksudkan pada aktivitas fisik saja, tetapi meliputi
aktivitas yang bersifat psikis atau aktivitas mental juga.
2.
Integritas bidang
studi/pokok bahasan
Mengajar merupakan usaha untuk
mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan
kemampuan kognitif saja, tetapi meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek
psikomotor. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan
seluruh aspek kepribadian secara terintegritas. Oleh karena itu, metode yang
digunakan lebih berorientasi pada masing-masing ranah (kognitif, afektif, dan
psikomotorik) yang terdapat dalam pokok bahasan.
3.
Alokasi waktu dan sarana
penunjang
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi
pelajaran adalah satu jam pelajaran (45 menit). Jadi metode yang akan digunakan
harus dirancang sebelumnya, termasuk didalamnya perangkat penunjang
pembelajaran. Perangkat pembelajaran tersebut dapat digunakan oleh guru secara
berulang-ulang, seperti transparan, chart, video pembelajaran, film, dsb.
4.
Jumlah siswa
Metode yang kita gunakan didalam kelas
idealnya perlu mempertimbangkan jumlah siswa yang hadir dan rasio guru dan
siswa, agar proses belajar mengajar efektif. Ukuran kelas juga menentukan
keberhasilan, terutama pengelolaan kelas dan penyampaian materi. Para ahli
pendidikan berpendapat bahwa mutu pengajaran akan tercapai apabila mengurangi
besarnya kelas. Sebaliknya pengelola pendidikan mengatakan bahwa kelas yang
kecil-kecil cenderung memerlukan biaya pendidikan dan latihan yang tinggi.
Kedua pendapat ini bertentangan; manakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita
membutuhkan biaya yang sangat besar. Namun apabila pendidikan mempertimbangkan
biaya, mutu pendidikan sering terabaikan, apalagi saat ini kondisi masyarakat
Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan.
5.
Pengalaman dan kewibawaan
pengajar
Guru yang baik adalah guru yang
berpengalaman, pribahasa mengatakan bahwa “pengalaman adalah guru yang baik”.
Hal ini telah diakui di lembaga pendidikan. Selain berpengalaman, guru juga
harus berwibawa. Kewibawaan merupakan syarat mutlak yang bersifat abstrak bagi
guru, karena guru harus berhadapan dan mengelola siswa yang berbeda latar
belakang akademik dan sosial. Guru harus merupakan sosok tokoh yang disegani,
bukan ditakuti oleh anak didiknya.
Dalam pengelolaan pembelajaran, terdapat beberapa prinsip
yang harus diketahui,yaitu:
1.
Interaktif
Proses pembelajaran merupakan proses
interaksi, baik antara guru dan siswa, siswa dengan siswa , atau antara siswa
dengan lingkungannya.
2.
Inspiratif
Proses pembelajaran merupakan proses yang
interaktif, yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu.
Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sendiri, sebab
pada dasarnya pengetahuan bersifat subjektif yang bisa dimaknai oleh setiap subjek
belajar.
3.
Menyenangkan
Proses pembelajaran yang menyenangkan dapat
dilakukan dengan menata ruangan yang apik dan menarik, serta pengelolaan
pembelajaran yang hidup dan bervariasi.
4.
Menantang
Merupakan proses yang menantang siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal.
5.
Motivasi
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting
untuk membelajarkan siswa. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang
memungkinkan siswa untuk bertindak dan melakukan sesuatu. Seorang guru harus
dapat menunjukan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar